JAGALAH PARU-PARU DUNIA DENGAN 3M
Udara merupakan sumber daya yang penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan serta ekosistem. Manusia memerlukan udara yang bersih untuk bernapas, begitupun dengan hewan dan tumbuhan. Jadi jika bumi kita sudah tidak memiliki udara, maka seluruh hewan dan manusia dan tumbuhan di bumi akan mati. Udara juga sangat penting bagi proses fotosintesis pada tumbuhan, yaitu pembentukan zat makanan karbohidrat oleh tumbuhan. Manfaat udara berguna untuk menyebarkan spora dan benih-benih mereka untuk dapat tumbuh dan berkembang biak. Dengan memanfaatkan udara, maka tumbuhan dapat tumbuh dan tetap lestari serta tidak mengalami kepunahan. Udara juga termasuk komponen abiotik dalam penyusun ekosistem. Walaupun dikatakan sebagai benda tak hidup komponen ini tetap mempunyai peranan yang penting serta diperlukan guna kelangsungan hidup organisme di dalam sebuah ekosistem. Apabila komponen tersebut tidak berfungsi dengan baik, maka akan berpengaruh pada kelangsungan hidup organisme. Untuk berlangsungnya makhluk hidup di bumi, kita memerlukan udara yang sehat dan bersih. Penyumbang udara bersih terbanyak adalah hutan.
Hutan sebagai ekosistem terrestrial yang sebagian besar ditumbuhi oleh pepohonan, mendominasi hampir seluruh permukaan daratan di bumi. Hutan juga bisa didefinisikan sebagai wilayah pepohonan dengan jarak yang rapat, pada sejumlah lahan yang memiliki fungsi ekologis serta dilindungi oleh hukum. Sekitar 75% produksi primer bruto biosfer bumi dihasilkan dari hutan, dimana hal tersebut sangat berdampak pada kelangsungan kehidupan di seluruh permukaan bumi. Hutan juga mengandung 80% biomassa tanaman di bumi. Selain itu, setidaknya ada 21,9 gigaton karbon sebagai hasil dari produksi primer yang mampu diberikan oleh hutan tropis per tahunnya. Hutan memiliki peran yang besar bagi kehidupan di Bumi, salah satu yang terpenting adalah memberikan oksigen untuk seluruh makhluk hidup. Dengan oksigen tersebut, kita bisa bernapas dengan lancar dan sehat. Tidak heran jika hutan mendapat julukan sebagai paru-paru dunia.
Namun tingginya aktivitas manusia diberbagai bidang, mulai dari bidang industri, pertanian, pertambangan dan pertanian mengancam kelestarian hutan. Sehingga semakin berkurangnya oksigen yang dihasilkan hutan untuk bumi. Seperti pembukaan lahan pertanian dengan membakar hutan contoh kasus tersebut terjadi di riau pada tanggal 15 desember 2022 Provinsi Riau menjadi salah satu daerah yang perlu mendapat perhatian khusus karena memiliki luas lahan gambut 3,867,413 ha atau 43,61% dari total luas. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terjadi hampir setiap tahun, terutama di musim kemarau. Salah satu penyebab kebakaran hutan di Riau adalah karena aktivitas masyarakat dalam mengolah lahan pertanian atau perkebunan dengan menggunakan metode tebas-bakar. Menurut Presiden Joko Widodo kebakaran hutan di Riau dikarenakan ulah manusia terkait motif ekonomi. Seperti hutan diubah menjadi pertanian dan pemukiman atau pohon pohon-pohon di hutan ditebang dan diambil demi kepentingan industri. Penyebab kebakaran hutan di Riau selanjutnya yaitu musim kemarau. Potensi terbakarnya hutan di Riau semakin meningkat sebab hutan tersebut merupakan hutan gambut.
Fenomena aktivitas manusia yang mengakibatkan produksi oksigen berkurang berikutnya adalah penebangan hutan secara liar. Indonesia memiliki hutan yang kaya akan keragaman jenis populasi di dalamnya, namun seiring berjalannya waktu hutan di Indonesia menjadi hutan yang paling terancam di dunia. Terkikis karena seringnya terjadi penebangan secara liar. Dimana diperkirakan 70-75% dari kayu yang di panen di tebang secara liar. Dari perspektif ekonomi, pembohong penebangan telah mengurangi pendapatan dan devisa negara. Diperkirakan kerugian negara mencapai 30 trilyun per tahun.
Dampak yang diakibatkan dari penebangan hutan secara liar adalah hilangnya kesuburan tanah. Ketika hutan di babat pohon-pohonnya, hal ini menyebabkan tanah menyerap sinar matahari terlalu banyak sehingga menjadi sangat kering dan gersang. Hingga nutrisi dalam tanah mudah menguap. Selain itu, hujan bisa menyapu sisa-sisa nutrisi dari tanah. Oleh karena itu, ketika tanah sudah kehilangan banyak nutrisi, maka reboisasi menjadi hal yang sulit dan budidaya di lahan itu menjadi tidak memungkinkan. Dampak yang terjadi selanjutnya adalah turunnya sumber daya udara dari pohon yang sangat berkontribusi dalam menjaga siklus air. Melalui akar pohon yang menyerap air yang kemudian di alirkan ke daun dan kemudian menguap dan terlepas ke lapisan atmosfer. Ketika pohon-pohon ditebang dan daerah tersebut menjadi gersang, maka tak ada lagi yang membantu tanah menyerap lebih banyak air, sehingga akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan sumber daya air. Dan dampak penebangan hutan yang terakhir adalah terjadinya pemanasan global. Deforestasi atau penggundulan hutan juga berdampak pada pemanasan global. Pohon berperan dalam menyimpan karbondioksida yang kemudian digunakan untuk menghasilkan karbohidrat, lemak dan protein yang membentuk pohon. Di dalam proses biologis ini disebut fotosintesis. Ketika terjadi deforestasi, banyak pepohonan yang dibakar, ditebang, yang mengakibatkan lepasnya karbondioksida di dalam, hal ini menyebabkan tingginya kadar karbondioksida yang ada di atmosfir. Dengan melihat dampaknya yang sangat mengerikan, maka pelestarian hutan perlu dan harus segera dilaksanakan. Eksploitasi hutan yang terus menerus terjadi, berlangsung sejak dahulu hingga sekarang tanpa dibarengi dengan pembendungan kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak.
Fenomena aktivitas manusia yang mengakibatkan produksi oksigen berkurang yang terakhir adalah hutan yang diubah menjadi tempat pemukiman. Peristiwa yang terjadi menunjukkan adanya perubahan dari segi penggunaan lahan. Lahan yang sebelumnya adalah hutan yang digunakan sebagai pemasok atau penyumbang oksigen terbesar bagi makhluk hidup. Alih fungsi hutan menjadi pemukiman penduduk tanpa pengawasan ini dapat berdampak negatif bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sebagai contoh, para perambah yang tinggal di kawasan hutan lindung register 39 Kota Agung Timur, di blok 3 sampai blok 10, Pekon Gunungdoh, Kecamatan Bandar Negeri Semoung, Kabupaten Tanggamus, dihimbau untuk meninggalkan kawasan itu untuk menghindari konflik dengan gajah sumatera. Gangguan dari gajah-gajah liar tersebut terjadi sebab kawasan hutan lindung register 39 kota agung utara telah berubah menjadi kebun dan pemukiman warga. Jadi wajar jika gajah-gajah liar tersebut masuk kampung karena jalur lalu lintas gajah telah rusak menjadi kebun dan pemukiman. Selama puluhan tahun, kawasan hutan lindung register 39 Kota Agung Timur ini telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan serta permukiman warga. Pengawasan terhadap kawasan tersebut masih sangat lemah, terlebih lagi sejak kewenangan pengawasan kehutanan saat ini ditangani provinsi. Sehingga kawasan ini dikuasai oleh sejumlah orang kaya yang mengubahnya menjadi kebun dan pemukiman.
Alih fungsi hutan menjadi pemukiman berdampak pada hewan-hewan yang berada di dalam hutan. Mereka menjadi kehilangan tempat tinggalnya. Hal itu juga mengancam keselamatan manusia yang ditinggal dikawasan hutan tersebut. Hewan-hewan tersebut akan marah dan dapat mencelakakan manusia jika merasa terancam.
Tak hanya hilangnya tempat tinggal para hewan, dampak alih fungsi hutan menjadi lahan pemukiman penduduk lainnya yaitu menurunnya kualitas oksigen. Hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan oksigen (O2), hutan juga membantu menyerap gas rumah kaca yang menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Karena itulah sebabnya mengapa ada istilah yang mengatakan bahwa hutan adalah paru-paru bumi. Namun banyaknya hutan yang dialih fungsikan sebagai lahan pemukiman dapat membuat penurunan kualitas oksigen di udara. Sebab, semakin sedikit tumbuhan yang ada di hutan, semakin sedikit pula oksigen yang dihasilkan. Yang akibatnya adalah kualitas oksigen akan menurun. Banyaknya peralih fungsian hutan menjadi pemukiman membuat banyak makhluk hidup yang ada di bumi menjadi kesusahan untuk mendapatkan banyak oksigen.
Menjaga dan memelihara kelestarian hutan dapat kita lakukan dengan 3M yaitu : melakukan tebang pilih, menanam pohon / reboisasi, dan mencegah kebakaran hutan. Yang dimaksud dengan melakukan tebang pilih adalah penebangan pohon yang dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Artinya, pohon yang boleh ditebang hanyalah pohon yang berusia tua, dan membiarkan pohon muda bertumbuh. Dari cara yang dilakukan, kita bisa mengetahui bahwa tebang pilih lebih baik daripada penebangan secara liar.
Sesudah melakukan tebang pilih, kita dapat menanam pohon kembali. Artinya, kita dapat menghijaukan kembali hutan dengan melakukan peremajaan pohon, penanaman pohon kembali, serta menanam jenis pohon tertentu yang belum ada di dalam kawasan hutan tersebut. Selanjutnya, kita dapat mencegah kebakaran hutan, yaitu dengan cara memberikan jarak tempat pembakaran sampah dari bangunan sekitar 50 kaki dan sejauh 500 kaki dari hutan, tidak membuang puntung rokok sembarangan di area hutan atau lahan,
apalagi jika masih menyala dan beresiko memicu terjadinya kebakaran dan tidak membuat api unggun di area yang rawan terjadi kebakaran. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hutan adalah penyumbang terbesar udara bersih yang penting untuk makhluk hidup di bumi. Maka dari itu jagalah paru-paru dunia dengan 3M. Yaitu : Melakukan tebang pilih, menanam pohon atau reboisasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan.
Kami sudah melakukan aksi nyata dengan menempelkan poster di tempat-tempat umum.